Bisnis Indonesia

Bisnis Indonesia

Langkah pebisnis menuju energi hijau

Puncak gedung pencakar langit Tokopedia Tower di Ciptra World 2 Jakarta pada Kamis (20/6) pagi tampak di padati sejumlah pengusaha dari berbagai bidang. Mereka datang untuk melihat langsung demonstrasi cara kerja pembangkit listrik surya atap atau solar Photovaltic (Solar PV) rooftop.

Di atas gedung tersebut ditempatkan empat contoh modul pembangkit listrik tenaga surya atap. Di sebelahnya, terdapat tabung konversi daya (inverter) yang sedang diguyur air.

Kendati modul tidak terpapar sinar matahari secara langsung dan kondisi inverter basah, ternyata masih ada hantaran daya listrik. Bahkan, salah satu pebisnis yang hadir dalam acara ikut mencoba melempari modul dengan es batu. Hasilnya, modul tetap utuh tanpa kerusakan.

Xurya, sebuah perusahaan rintisan (startup) lokal penyedia jasa pembangkit listrik surya (PLTS) atap, memang ingin memperlihatkan bahwa kondisi alam tidak akan mempengaruhi kinerja modul untuk menyerap panas.

Pendiri Xurya Eka Himawan mengatakan bahwa energi surya memiliki potensi paling besar di bandingkan dengan jenis energi baru terbarukan lainnya. Potensi energi surya di Tanah Air mencapai 200.000 megawatt (MW), tetapi kapasitas terpasang hingga akhir 2018 baru mencapai 90 MWp atau tidak sampai 1% dari potensi yang tersedia.

Himawan menjelaskan, penetrasi PLTS atap di Indonesia masih sangat rendah bila di bandingkan dengan negara lain di Aisa Tenggara.

Thailand misalnya, pemanfaatan energi surya untuk pembangkitan di Negeri Gajah Putih itu, kini mencapai 15.000 MW.

Share this post